Minggu, 03 Desember 2017

tugas Makalah pengembangan kurikulum


Berikut ini kami bagikan contoh makalah tentang pengembangan kurikulum






Klik disini



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Proses pendidikan dipengaruhi oleh begitu banyak hal, salah satunya bagaimana pola atau cara penyampaian materi yang disampaikan oleh guru kepadapara peserta didiknya. Bagaimana agar proses pendidikan yang menyenangkan (enjoyable), efektif, efisien dan mampu mencapai tujuan secara optimal menjadi persoalan tersendiri yang harus dipecahkan.
Organisasi kurikulum sebagai pola penyampaian materi dalam proses pembelajaran yang disusun dan dilaksanakan oleh sluruh elemen dalam pendidikan. Dalam macam-macam organisasi kurikulum ini kita akan memperoleh sedikitgambaran bagaimana seharusnya pola kurikulum yang sebaiknya dilaksanakan dalam lembaga pendidikan dengan tetap mempertimbangkan minat, bakat dan kemampuan siswa yang ada. Dengan pemilihan bentukorganisasi yang tepat akan mempermudah proses pembelajaran dan dengan hasil yang optimal sesuai harapan.
Ada berbagai pengorganisasian kurikulum yang isinya mengupas bagaimana bentuk bidang studi harus disajikan didepan kelas yang konsekuensinya akan diikuti oleh tindakan bagaimana cara memilih bahan ajar dan cara menyajikan serta cara mengevaluasinya.
Masalah pengorganisasian ini cukup penting peranannya, karena disamping berkaitan erat dengan tujuan pendidikan juga akan menetukan isi pelajaran dan mempengaruhi cara atau strategi penyampainya.
Dalam organisasi kurikulum terdapat ciri-ciri yang dapat membedakan antara satu organisasi kurikulum dengan lainya, disamping itu dalam setiap atau pula organisasi kurikulum mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun dalam hal-hal yang praktis.



B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian organisasi kurikulum?
2. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam organisasi kurikulum?
3. Bagaimana bentuk-bentuk organisasi kurikulum?
4. Bagaimana prosedur pengorganisasian kurikulum?


























BAB II
Pembahasan

A.    Pengertian Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan diajarkan atau disampaikan kepada murid, atau merupakan suatu cara menyusun bahan atau pengalaman belajar ingin dicapai dengan tujuan mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dicapai secara efektif.
Organisasi kurikulum merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.
Pada prinsipnya organisasi kurikulum disusun untuk mempermudah proses pembelajaran kepada siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan optimal.
Setiap organisasi kurikulum ditandai dengan ciri yang tidak banyak tetapi bersifat asasi yang dapat membedakannya dari organisasi yang lain. Disamping adanya ciri lain yang bersifat esensial tetapi ciri tersebut tidak terikat kepada satu jenis organisasi melainkan dapat berlaku pula bagi jenis oranisasi lainya. Sebagai contoh: ciri esensial kurikulum activity ialah bahwa semua aktivitas direncanakan secara kooperatif, ciri ini berlaku juga bagi organisasi Cure Curriculum, bahwa ada pada subyek mater Curriculum, oleh karena itu ciri esensial bahan untuk membedakan jenis-jenis organisasi kurikulum setiap organisasi kurikulum mempunyai kekhasan sendiri, memiliki tuntunan sendiri seperti tuntunan terhadap guru, alat pelajaran, administrasi sekolah dan tuntutan-tuntutan lain untuk pelaksanaan kurikulum tersebut.



B.     Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Organisasi Kurikulum
Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan, yakni :
1.      Ruang lingkup (Scope), merupakan keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa. Ruang lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
2.      Urutan bahan (Sequence), berhubungan dengan urutan penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar.
3.      Urutan bahan meliputi dua hal: pertama, urutan isi bahan pelajaran dan kedua, urutan pengalaman belajar yang memerlukan pengetahuan tentang perkembangan anak dalam menghadapi pelajaran tertentu.
4.      Kontinuitas, berhubungan dengan kesinambungan bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Kontinuitas ini dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif .
5.      Keseimbangan, adalah faktor yang berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu mendapat perhatia yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan diprogramkan pada siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar.
6.      Integrasi atau keterpaduan, yang berhubungan dengan bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa mampu memberi bekal dalam menjawab tantangan hidupnya, setelah siswa menyelesaikan program pendidikan disekolah.

C.    Bentuk-bentuk organisasi kurikulum
Tiap-tiap bentuk organisasi kurikulum mempunyai kelemahan dan kelebihan baik yang bersifat praktis maupun teoritis. Dan organisasi kurikulum tersebut ditandai ciri-ciri yang dapat membeadakan satu organisasi dengan yang lainya, bentuk-bentuk kurikulum meliputi:
1. Separate Subject Curriculum/ subjek matter curriculum
Separate Subject Curriculum adalah organisasi isi pendidikan dalam bentuk mata pelajaran yang disajikan dan diberikan kepada para siswa secara terpisah-pisah satu sama lain dan diajarkan dengan pembatasan bahan serta waktu yang telah ditentukan dahulu. Sekalipun hakikat isinya ada relasi antara satu mata pelajaran dengan yang lainya
a. Ciri-ciri yang membedakan
1)      Mata pelajaran yang diklsifiakasikan serta diorganisasikan sesuai dengan bidang keilmuan/ pengetahuan ilmuan tujuan utama organisasi kurikulum ini telah mengembangkan kapasitas belajar untuk menguasai fakta, konsep yang terdapat dalam mata pelajaran
2)      Tekanan yang diberikan dalam subject matter dan penyajian isi pelajaran dan teknik pemberian penjelasan
b. Ciri-ciri esensial
1)      Mata pelajaran dapat diwajibkan bagi semua siswa
2)      Mata pelajaran umumnya bersifat konstan (tetap) tidak banyak berubah-ubah
3)      Tuntutan mata pelajaran yang sama tidak berarti pengalaman yang sama bagi siswa
4)      Perencanaan program pelajaran disusun terlebih dahulu
c. Kelebihan organisasi subjek matter curriculum
1)      Bahan pelajaran disusun secara logis dan sistematis
2)      Organisasi kurikulum ini sederhana mudah ditambah dikurangi jumlah pelajaran yang diperlukan
3)      Kurikulum ini memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran
4)      Penilaian lebih mudah
d. Kekurangan organisasi subjek matter curriculum
1)      Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman
2)      Mata pelajaran terlepas-lepas sayu sama lain hal ini tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya
3)      Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
4)      Dari sudut psikologi kurikulum demikian mengandung kelemahan:
5)      banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak-anak

2. Corelated curriculum
Correlated curriculum merupakan bentuk organisasi yang menghubungkan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain, hubungan ini dapat dilakukan baik secara sewaktu ataupun diupayakan
a. Ciri-ciri Corelated curriculum
1)      Mata pelajaran dikorelasikan satu sama lain
2)      Sudah mulai adanya usaha untuk relevansikan pelajaran dengan masalah kehidupan sehari-hari, kendatipun tujuannya masih tetap penguasaan pengetahuan
3)      Metode penyampaianya dengan menggunakan korelasi kendati pun masih banyak kesulitan yang dihadapi
4)      Peranan guru kendatipun masih memegang peranan aktif namun efektivitas siswa sudah mulai dikembangkan
b. Keuntungan Corelated curriculum
1)      Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada murid-murid
2)      Minat murid bertambah apabila ia melihat hubungan antara mata pelajaran-pelajaran
3)      Pengetahuan murid tentang sesuatu hal lebih mendalam, bila didapat penjelasan dari berbagai mata pelajaran
4)      Korelasi memberikan pengertian lebih luas karena diperoleh pandangan dari berbagai sudut dan tidak hanya dari sudut mata pelajaran saja
5)      Korelasi memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih luas
6)      Korelasi antar pelajaran lebih mengutamakan pengertian dan prinsip-prinsip daripada pengetahuan dan fakta-fakta
c. Kelemahan Corelated curriculum
1)      Tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam mengenai berbagai mata pelajaran
2)      Pelaksanaan masih banyak guru yang masih mempunyai orientasi pada mata pelajaran atau disiplin ilmu
3)      Ada mata pelajaran meskipun diberikan dalam bentuk korelasi atau fungsi

3. Intregated Curriculum
Dalam bentuk kurikulum ini batas-batas antar semua mata pelajaran sudah tidak kelihatan lagi, semua mata pelajaran sudah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit. Jadi semua mata pelajaran telah terpadu sebagai satu kesatuan yang bulat
a. Ciri-ciri Intregrated curriculum
1)      Berdasarkan pada filsafat demokrasi
2)      Berdasarakan pada kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa
3)      Sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit baik unit pengalaman (experience unit) atau unit pelajaran (subject matter unit)
4)      Peranan guru sama aktifnya dengan peranan murid, bahkan peranan murid lebih menonjol dalam kegiatan belajar dan mengajar, dimana guru bertidak sebagai pelaku pembimbing
b. Keunggulan Intregrated curriculum
1)      Segala hal yang dipelajarai dalam kurikulum unit bertalian erat satu sama lain
2)      Kuriklum ini sesuai dengan teori-teori tentang belajar yang mendasarkan berbagai kegiatan pada pengalaman, kesanggupan, kematangan dan minat anak
3)      Dengan kurikulum ini lebih dimungkinkan adanya hubungan yang lebih erat antara sekolah dan masyarakat karena masyarakat dapat dijadikan laboratorium tempat anak melakukan kegiatan prakek

c. Kelemahan Intregrated curriculum
1)      Kurikulum bentuk unit tidak mempunyai organisasi yang logis dan sitematis
2)      Para guru tidak dipersiapkan untuk menjalankan kurikulum bentuk unit
3)      Pelaksanaan kurikulum bentuk unit juga amat repot, hal ini disebabkan masih kurangnya berbagai peralatan, sarana dan prasarana yang dibutuhkna berbeda dengan sekolah-sekolah biasa
4)      Dengan kurikulum bentuk unit itu tidak dimungkinkan adanya ujian umum karena permasalah yang dihadapi disetiap sekolah tidak sama dan selalu berubah setiap tahun

4. Core Curriculum
Bentuk kurikulum ini bertujuan mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar serta hubungan antara kehidupan dan belajar.
Dilihat dari sejarahnya bentuk kurikulum ini muncul atas dasar pemikiran bahwa pendidikan memberikan tekanan kepada 2 aspek yang berbeda yakni:
1)      adanya reaksi terhadap mata pelajaran teori yang bercerai berai yang mengakumulasikan barang pengetahuan
2)      perubahan konsep mengenai peranan sosial pendidikan di sekolah Dengan ini semua , mengorganisasi mat pelajaran dalam suatu inti yang mempersatukan banyak bahan pelajaran merupakan cara yang dapat mempengaruhi isi mata pelajaran dengan makna yang lebih luas.
a. Ciri-ciri Core Curriculum
1)      Core pelajaran meliputi pengalaman-pengalaman yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa
2)      Core program berkenaan dengan pendidikan umum untuk memperoleh bermacam-macam hasil
3)      Kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pengalaman Core disusun dan diajarkan dalam bentuk kesatuan, tidak dibatasi oleh garis-garis pelajaran yang terpisah-pisah
4)      Core program diselenggarakan dalam jangka waktu yang lebih lama
5)      Aktivitas direncanakan oleh guru dengan siswa secara kooperatif
6)      Ketrampilan diajarkan kalau sudah diperlukan
b. Kelebihan Core Curriculum
1)      Siswa dapat beriteraksi dengan masyarakat
2)      Murid dan guru sama-sama memperoleh pengalaman belajar yang bermutu
3)      Pelajaran menggunakan proses demokratis
c. Kelemahan Core Curriculum
1)      Teori kurikulum inti dalam prakteknya tdak menunujukkan kesempurnaan, karena adanya kondisi pada teori lebih dekat kepada subject matter (mata pelajaran)
2)      Kurikulum ini pada dasarnya kepada child centered, karena persoalan remaja disediakan inti bagi Core curriculum

D.    Prosedur Pengorganisasian Kurikulum
Dalam pemilihan dan reorganisasi isi kurikulum diperlukan suatu prosedur atau tata kerja tertentu, yang meliputi :
1.      Prosedur employee. Guru memilih dan mengorganisasi isi kurikulum tersebut. Guru sangat berperan penting
2.      Prosedur Buku Pelajaran (the textbook procedure). Pemilihan isi kurikulum didasarkan pada materi yang terkandung dalam sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih oleh panitia khusus.
3.      Prosedur survei pendapat (the survey of oppinions procedure). Pemilihan pengorganisasian atau reorganisasiisi kurikulum dengan mengadakan survei atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
4.      Prosedur studi kesalahan (thestudy of errors procedure). Mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan dan kelemahan dari pengalaman yang baru.
5.      Prosedur mempelajari kurikulum lainnya (the study of other curriculum procedure). Mempelajari kurikulum sekolah lain untuk diterapkan dan menentukan isi kurikulum yang sesuai dengan tujuan sekolah sendiri yang ingin dicapai. Tidak harus sama, melainkan perlu adanya evaluasi dan modifikasi.
6.      Prosedur analisis kegiatan orang dewasa (the analysis of adult activities procedure). Mengadakan studi kegiatan yang dilakukan yang berguna untuk dipelajari oleh siswa, kemudian diidentifikasi kegiatan tersebut sehingga dapat disusun suatu program pengalaman kurikuler untuk diajarkan disekolah.
7.      Prosedur fungsi-fungsi sosial (the social functions procedure). Berbagai macam fungsi sosial yang ditemukan melalui survei, studi literatur atau riset, kemudian diklasifikasikan menjadi ”area of living”.
8.      Menurut Douglass, area of living meliputi citizenship, home living, leisure life, vocational efficiency, physical and mental health dan continued learning. Sedangkan menurut Stratemenyer yaitu, home, comunity, leisure time, work dan spiritual activities.
9.      Prosedur minat dan kebutuhan remaja (the youth interest and needs procedure). Dari prosedur sosial diatas kemudian diklasifikaskan menjadi ”persistent life problems”, adapun urutannya didasarkan pada latar belakang, kematangan, minat dan kebutuhan para siswa secara kronologis dan logis dan juga sebagai persiapan menempuh kehidupan dewasa. Jadi prosedur ini tidak bersifat individualistik, melainkan interaksi antara individu anak (remaja) dengan lingkungannya.










BAB III
KESIMPULAN

Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan diajarkan atau disampaikan kepada sehingga tujuan pembelajaran dicapai secara efektif. Organisasi kurikulum merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum. Setiap organisasi kurikulum ditandai dengan ciri yang tidak banyak tetapi bersifat asasi yang dapat membedakannya dari organisasi yang lain.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam organisasi Kurikulum yaitu : Ruang lingkup (Scope), Urutan bahan (Sequence), Kontinuitas, Keseimbangan, Integrasi atau keterpaduan. Bentuk-bentuk organisasi kurikulum diantaranya : Separate Subject Curriculum/ subjek matter curriculum, Corelated curriculum, Intregated Curriculum, Core Curriculum.
Separate Subject Curriculum adalah organisasi isi pendidikan dalam bentuk mata pelajaran yang disajikan dan diberikan kepada para siswa secara terpisah-pisah satu sama lain. Correlated curriculum merupakan bentuk organisasi yang menghubungkan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain. Dalam bentuk kurikulum intregated curriculum batas-batas antar semua mata pelajaran sudah tidak kelihatan lagi. Bentuk kurikulum Core curriculum bertujuan mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar serta hubungan antara kehidupan dan belajar.
Prosedur Pengorganisasian Kurikulum meliputi : Prosedur employee, Prosedur Buku Pelajaran (the textbook procedure), Prosedur survei pendapat (the survey of oppinions procedure), Prosedur studi kesalahan (thestudy of errors procedure), Prosedur mempelajari kurikulum lainnya (the study of other curriculum procedure), Prosedur analisis kegiatan orang dewasa (the analysis of adult activities procedure), Prosedur fungsi-fungsi sosial (the social functions procedure), Prosedur minat dan kebutuhan remaja (the youth interest and needs procedure).

DAFTAR PUSTAKA

1.      Ali, Mohammad.Pengembangan Kurikulum Di Sekolah.Bandung:Sinar Baru.1992.
2.      Hamalik, Oemar.Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:Remaja Rosdakarya.2008.
3.      Nasution, S.Asas-Asas Kurikulum.Jakarta:Bumi Aksara.2008.
4.      Zakki, Muhammad dan Sariban Anantum.Pengembangan Kurikulum.Surabaya:Bina Ilmu.1996.
5.      Sudjana, Nana.Pembinaan dan pengembangan Kurikulum Sekolah.Bandung:Sinar Baru Algensindo. 2002.
6.      Suryosubroto, B.Tatalaksana KurikulumJakarta:Rineka Cipta.2005.






Tidak ada komentar:

Entri yang Diunggulkan

Bismillah mulai lagi di tahun 2025

 Apakah kecerdasan AI seperti chat GPT mengambil sumber dari blog?