Kali ini www.asaefullaksana.com ingin sedikit berbagi pengalaman. Waktu itu saya sedang melayat NN karena sakit. NN adalah seseorang yang sudah berusia lanjut. Beliau adalah seorang yang sering memandikan jenazah.
Obrolan kami dimulai tentang kesehatan beliau. Kemudian atasan saya mengalihkan pembicaraan menjadi tentang memandikan jenazah.
Lalu beliau berkata bahwa awal dari berkemauan untuk memandikan jenazah adalah bahwa karena keterpaksaan karena tidak ada lagi yang bisa melakukan hal tersebut.
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah beda rasanya memandikan jenazah orang yang shaleh dengan orang yang tidak shaleh?
Beliau menjawab:
- Memandikan jenazah orang shaleh layaknya seperti memandikan anak kecil, tidak ada rasa keberatan sedikit pun, memandikannya terasa ringan dan mudah.
- Memandikan jenazah orang yang tidak shaleh, dari kejauhan pun terasa sedikit mual ("ngaruy" dalam bahasa sunda), terasa sedikit berat, (berat dalam hal ini bukan berarti sukar mengerjakannya, tetapi ada sedikit perasaan tidak enak ketika memandikannya)
Kemudian pertanyaan berikutnya adalah apa yang menjadi tanda sudah bersihnya jenazah yang dimandikan?
Beliau menjawab:
- Bahwa kotoran di dalam tubuh mayat manusia yang telah dibersihkan beberapa jam kemudian dapat secara sendirinya mengeluarkan kotoran yang tertinggal/tersisa di dalam tubuh.
- Dengan demikian untuk menjaga hal yang tidak diinginkan maka semua lubang pengeluaran pada jenazah manusia harus ditutup dengan kapas.
- Terutama pada bagian dubur manusia, selain ditutup dengan kapas juga harus terikat dengan semacam celana dalam dari kain kafan sehingga kotoran yang tersisa tidak mendorong kapas menyumbat lubang dubur tersebut.
Demikian sedikit pengalaman saya tentang obrolan seputar memandikan jenazah
Tulisan ini bukan untuk menjelekkan jenazah orang yang tidak shaleh
Tulisan ini dimaksudkan agar kita meningkatkan ibadah, iman, taqwa sehingga mudah-mudahan ketika kita meninggal dalam keadaan shaleh. Semoga dengan kita menjadi shaleh, orang-orang yang mengurus jenazah kita tidak menjadi kerepotan. Amin Ya Robbal Alamin.
Wassalammu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar